Imajinasi Atau Gaib
Kultur indonesia yang masih berpengaruh terhadap sektor kebudayaan yang masih mengental dan ketara, dilihat dari seni dan budaya tentunya kita sebagai bangsa indonesia harus wajib berbangga. Banyak kalangan yang berangapan bahwa kebudayaan indonesia itu melemahkan bangsa, karena masih memikirkan struktur tentang hal-hal yang berbau mistis dan sulit dicerna akal sehat. Akan tetapi pondasi sesunguhnya dari bangsa indonesia ini terletak dari struktur kebudayaan Nusantara yang megah dan wajib kita lestarikan dan dibudayakan, sehingga nantinya ank cucu kita masih dapat mengenali kebudayaan asli bangsa kita.
Mengenai imajinasi dan ghoib yang penulis utarakan kali ini adalah satu fase dimana imajinasi malah dapat dimunculkan daripada ghoib yang sesunguhnya. Karena banyaknya yang mengatakan Ahli spiritual yang melebihkan kedigdayaannya justru berimbas pada imajinasi pemikiran belaka , karena ghiob yang sesunguhnya malah tak perlu dibesar-besarkan. Imajinasi Adalah olah pikiran dimana kita membayangkan mengutarakan serta mengikuti alur pikiran kita yang belum terwujud dan bisa diwujudkan bila imajinasi itu berbentuk pengetahuan untuk membuat sesuatu yang sudah terencana. Sedangkan Ghoib merupakan Sesuatu yang dimiliki oleh Sang Pencipta yang wajib diketahui oleh manusia baik untuk diteliti maupun untuk dipelajari. Jadi menurut penulis Ghoib itu bukan untuk dihindari melainkan diteliti dan dipelajari. Banyak orang yang mencemooh tentang ghoib itu hanya dimiliki oleh Sang Pencipta dan manusia tidak dapat memperoleh ghoib itu sendiri, kalo menurut penuli kita itu bukanlah Tuhan kenapa mempermasalahkan tentang Ghoib yang sesunguhnya, Jika Sang Pencipta berkehendak seseorang dapat menerima Keghaiban maka tidak ada yang tidak mungkin dan tidak pula untuk dibantah.
Imajinasi yang dibesarkan saat ini berkembang dengan pesatnya, banyak praktek perdukunan yang mengembar-gemborkan bahwa mereka bisa merasakan sekaligus mempunyai keghoiban. ini lah suatu bahaya yang perlu kita perhatikan, bahwa memiliki sesuatu yang bersifat ghoib itu bukan utnuk disombongkan apalagi dipraktekan ditempat umum dan khalayak banyak, kecuali jika khalayak banyak itu adalah murid maupun santri dari suatu pondok atau padepokan.
menurut penulis ciri-ciri orang yang dapat keghoiban
- jika orang itu berkelakuan baik bisa mendapatkannya dan bisa juga orang yang berbuat sangat jahat
- jika orang itu tidak pernah sakit hati apalagi menyalahkan orang lain tapi bisa juga orang yang sebaliknya mendapatkannya
jadi menurut penulis, sesuatu yang ghoib itu didapatkan oleh manusia yang benar-benar bersih hatinya dan orang yang benar-benar buruk perangkaiannya
selain itu bisa dikatakan bahwa yang mereka omongkan cuma imajinasi semata
